Jujur adalah sebuah kata yang terdengar baik, bukan? bagaimana jika kata "jujur" itu kita berikan lagi satu kata di depannya yaitu "orang jujur"? terdengar sangat baik, kan?
sebut saja namanya Roy, dia ialah seorang siswa kelas 3 SMA, dia juara kelas, dia selalu mendapatkan ranking pertama di kelasnya.
Roy terkenal sebagai siswa yang sangat cerdas dan baik hati kepada teman-teman di kelasnya, jika ada teman-temannya yang tidak paham tentang pelajaran yang di bahas di sekolah, Roy lah yang menjadi tempat teman-temannya bertanya dan roy akan mengajarinya sampai paham.
Meskipun roy sudah sangat baik tetapi roy juga di benci oleh sebagian temannya, Roy dibenci padahal ia tidak pernah melakukan kesalahan apapun, ia di benci karena teman-temannya mengatakan bahwa roy adalah orang yang terlalu "jujur". sangat aneh, kan?
Roy di benci karena ia dianggap terlalu jujur ketika Ujian semester roy tidak mau memberikan "contekan" kepada temannya, Roy mengganggap tindakan mencontek adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun karena mencontek sama saja berbohong.
Roy berpikir untuk apa orang-orang mengikuti pendidikan belajar di sekolah selama bertahun-tahun jika mereka hanya berorientasi dan tujuan akhir hanya mencari nilai bukan kepada ilmu?
bukannya hakikat belajar itu adalah dari yang tidak tau menjadi tau? untuk apa memiliki nilai yang tinggi tetapi tidak berilmu? sanggupkah mereka mempertanggung jawabkan nilai mereka yang tinggi tersebut yang di raih dengan mencontek di kehidupan nyata ketika mereka melamar pekerjaan misalnya? entahlah...
mungkin sudah sangat sedikit atau mungkin sudah sangat langka orang-orang seperti roy.
dan entah kenapa dalam hidup ini orang jujur selalu dianggap sebagai ancaman?
kata "orang jujur" memang terdengar baik tetapi menjadi orang jujur sering dianggap "tidak baik" oleh lingkungan sekitar.
Inilah realita yang terjadi di sekitar kita, di negara ini.
"Jika negara kita Indonesia dilanda krisis ekonomi mungkin mudah untuk menyelesaikannya tetapi menyelesaikan krisis kejujuran di negeri ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan"
Karena kejujuran sangat sulit kita temui di negeri ini, di negeri kita Indonesia. Korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi budaya, sungguh miris melihat berita di televisi tentang tindakan pejabat yang di amanahi oleh rakyat untuk memimpin rakyat, dia malah berkhianat dengan mencuri uang rakyat, astagfirullah.
coba kita pahami sejenak tulisan di bawah ini :
“Tanda orang munafik itu ada tiga: bila bicara dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila diberi amanah dia mengkhianati.” (HR. Al-Bukhari no. 33 dan Muslim no. 107)
semoga saja masih ada pemimpin-pemimpin kita yang jujur yang berniat tulus dan ikhlas untuk mengabdi pada negeri ini :)
wassalamualikum wr.wb :)
0 comments:
Post a Comment